Rabu, 21 September 2011

CERITA RAKYAT KECIL DI DUSUN YANG KECIL

Cerita rakyat kab. Sikka

JONG DOBO
Asal mula dan asal dari Jong Dobo menyatu dalam syair adat yang dikenal dalam bahasa Sikka dengan sebutan Kleteng Latar yaitu prosa liris paralel. Yang merupakan legenda tentang terjadinya dan asal mula Jong Dobo. Muatan syair merupakan suatu legenda dari pada mitos, dalam arti yang menonjol ialah pribadi – pribadi historis entah riil atau yang dibayangkan. Umumnya syair adat berisikan tentang asal usul keluarga dan kampung.
Nama lengkap kampong Dobo adalah Dobo Dora Nata Ulu yang artinya Puncak Dobo Kampung Pertama. Beberapa kampong yang terletak tak jauh dari kampong itu adalah Bao Batung, Uma Moro, Piring. Namun Dobo itu adalah nama bukit daerah itu. Tinggi puncak itu adalah 810 m di atas permukaan laut. Dan daerah sekitarnya seluas 360 ha, pada tahun 1932 oleh pemerintah Belanda dijadikan hutan lingdung. Dari segi administratif pemerintahan, kampung ini adalah bagian dari desa Ian Tena, Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka.
Di kampung itu tersimpan sebuah Artefak yang diberi nama dengan kampung itu sendiri, yaitu Jong Dobo. Jong adalah kata bahasa Sikka untuk perahu atau kapal. Sebagaimana diketahui Jong juga nama jawa atau melayu untuk kapal – kapal besar yang terbuat dari kayu yang mempunyai arti khusus dalam bahasa Sikka. Masyarakat Sikka juga mengenal satu nama lain untuk artefak ini yaitu Jong Gelang. Gelang adalah kata bahasa Sikka untuk perunggu.
Selain artefak, terdapat juga peralatan Megalithis yaitu dua buah Batu Mahe atau Watu Mahe adalah batu berbentuk Dolmen dan Menhir yang dipasang di tengah kampung. Batu Mahe dibagi dalam dua macam yaitu Mahe Gete (besar), dan Mahe Ketik (kecil), Mahe Besar dibangun di suatu pelataran di tengah kampung dan menjadi sentrum pemujaan komunitas.
Menurut Etnologi, Theodor Verhoeven SVD yang banyak melakukan penyelidikan kepurbakalaan di Flores dan juga adalah pendiri Museum Blikon Blewut di Seminari Tinggi St. Petrus Ledalero mengatakan bahwa perahu ini berasal dari zaman Dongson.
Kebudayaan Dongson yang menjadi asal dari Jong Dobo ini awalnya berkembang di Vietnam Utara dan Cina Selatan pada tahun 500 – 300 sm. Penelitian – penelitian kepurbakalaan memperlihatkan bahwa kebanyakan artefak – artefak metal yang paling awal yang terbesar di gugusan kepulauan Indonesia dan Malaysia adalah tipe Dongson dan perahu perunggu setara besi sudah digunakan di Indonesia pada tahun 500 sm.
Adapun syair adat tentang asal mula Jong Dobo adalah sebagai berikut :
Soge ata Numba
Soge jong gelang reta
Jong gelang reta
Beli uran nora dara
Poto watu ia Dobo
Poa inga ia Dobo
Inga ia Dobo
Jong baler dadi gelang Orang soge dari Numba
Yang mengkeramatkan jong gelang oti
Jong gelang itu
Menurunkan hujan dan panas
Mengangkat jangkar di Dobo
Mereka kesiangan di sana
Kesiangan di Dobo
Kapal itu berubah menjadi gelang